Hari ini, kamu masih bisa merasakan dinginnya pagi, artinya kamu masih diberi kesempatan untuk memperbaiki dirimu. Kamu masih bisa menulis. Kamu masih bisa membangunkan istrimu. Menikmati segelas air putih yang sejuk dan segar di pagi hari juga masih bisa kamu lakukan. Kamu masih bisa menjalankan ibadah solat subuh. Kamu masih diberi mimpi dalam tidurmu. Kamu masih diberi kesempatan untuk berpikir, yang menandakan eksistensimu. Kamu masih bisa mendengar kicauan burung meski itu burung dalam sangkar. Kamu masih mendengar deru kercak air di kolam ikan depan rumahmu. Kamu masih diberi kesempatan untuk melihat lagi dunia ini. Ini semua adalah salah satu kemampuan menikmati momen yang sangat penting untuk kamu syukuri.
Kamu juga harus ingat bahwa untuk bersyukur kamu tak perlu mengaitkannya dengan orang lain. Kamu hanya diminta mensyukuri apa yang kamu punya dan apa yang kamu rasakan. Jika ada orang lain di luar sana yang kondisi duniawinya lebih buruk darimu, itu bukan alasan untuk kamu bersyukur. Melainkan, itu harusnya menjadi keprihatinan buatmu. Bagaimana hal itu harusnya membuatmu mencarikan solusinya. Bukan malah membuatmu jadi bersyukur atas apa yang kamu miliki. Kalau kamu baru mampu bersyukur setelah membandingkan dirimu dengan orang lain, bagaimana jika kamu tak mampu menemukan pembanding yang lebih buruk darimu? Apakah itu berarti kamu tak akan mau bersyukur?Hidupmu masih ditempa banyak masalah. Ya, begitulah hidup. Artinya, kamu masih punya kesempatan untuk berkembang jadi lebih baik. Itu juga sebuah hal yang harusnya kamu syukuri. Kalau kamu tak punya masalah apa pun, mungkin kamu malah akan menjadi manusia yang hampa. Eksistensimu akan dipertanyakan. Terutama oleh dirimu sendiri yang gemar merenung.
Banyak hal bisa kita syukuri tanpa membandingkan diri dengan orang lain.
Komentar
Posting Komentar