Langsung ke konten utama

Menafsirkan Diamnya Istri

Sejak bangun tidur hingga menjelang zuhur istriku hanya memproduksi beberapa kata saja. Tentu ini aneh karena biasanya dalam sehari entah berapa ribu kata atau bahkan mungkin berjuta-juta kata akan ia produksi. Aku tak mendapat respos apapun saat mencoba menyapanya.

Saat aku keluar kamar untuk cuci muka, kulihat dia sedang membuat kopi untukku. Ditaruhnya kopi itu di meja makan tanpa bilang apaapa. Karena tak bilang apa-apa aku jadi ragu apakah kopi itu memang benar-benar untukku, sebab aku tinggal bersama mertua yang juga suka minum kopi. Alhasil, kubiarkan saja kopi buatan istriku dingin di atas meja.

Aku beraktivitas seperti biasa. Ini hari Minggu. Aku merapikan kamar: melipat selimut, menata bantal dan guling, merapikan seprei, dan menata boneka-boneka istriku. Aku juga menata buku-buku serta kertas-kertas yang berserakan, menata meja rias istriku, dan menata pakaian di lemari baju. Setelah semuanya beres, aku menyapu lantai kamar hingga kolong ranjang. Istriku hari ini punya banyak sekali cucian, jadi aku berinisiatif membantu merapikan kamar.

Setelah selesai merapikan kamar, aku mandi, lalu sarapan. Aku sarapan lumayan banyak hari ini supaya punya banyak tenaga untuk membantu bapak merapikan barang-barang dan mempersiapkan kandang jangkrik. Namun, sarapan hari ini beda karena ini adalah pertama kalinya aku sarapan tanpa ditemani istri. Istriku jelas lagi ngambek. 

Kalau aku menunggu dia selesai ngambek, tentu aku keburu kelaparan. Bagaimana bisa kuat bantu-bantu bapak.

Istriku masih diam saja sampai aku dan bapak istirahat. Bahkan, saat berpapasan di dekat pintu dia diam saja. Biasanya, dia akan memintaku menjemur cuciannya. Namun kali ini tidak. Maka sudah sangat jelas bahwa ada sesuatu yang menurutnya salah dari diriku.

Aku sudah sering mengalami hal seperti ini, tapi tetap saja terkadang aku kesulitan menafsirkan diamnya istriku. Aku bertanya-tanya, apakah sebagian besar laki-laki mengalami hal sepertiku?

Apakah mereka merasa perlu manafsirkan diamnya istri? Bagiku jelas, kebutuhan untuk dimengerti sebenarnya lebih besar dari kebutuhan untuk dicintai. Kamu bisa bilang ke pasanganmu kalau kamu mencintainya, tapi kalau kamu tak bisa membuatnya merasa dipahami, merasa dimengerti, maka pernyataan cintamu itu akan sia-sia belaka.

Tak ada artinya. Hampa. Maka dari itu, aku ingin sekali bisa menafsirkan dengan tepat apa makna dari diamnya istriku.Ada beberapa kemungkinan alasan mengapa istriku diam saja hari ini. 

Pertama, karena aku lupa bercinta dengannya. Ini kemungkinan yang paling besar dan pada akhirnya memang terbukti benar. Pasalnya, aku sudah berjanji kalau minggu pagi aku dan dia akan bercinta. Tapi, sayangnya terjadi kesalahpahaman. Setelah solat subuh dia bilang mau tidur lagi, jadi kukira dia sendiri tak ingin bercinta denganku. 

Kedua, karena setelah bangun tidur aku malah menulis. 

Ketiga, aku tidak minum kopi buatannya.

Menafsirkan diamnya istri kukira bukan hal yang begitu sulit kalau kamu sudah kenal istrimu. Tapi meski demikian, banyak hambatan yang bisa kamu hadapi sebab istri adalah perempuan, dan perempuan kadang menjadi makhluk paling rumit untuk dipahami. Meski kadang, ia juga bisa menjadi makhluk yang paling sederhana sedunia.

Kukira, satu hal yang harus kamu perhatikan adalah latihan membangun koneksi dengan istri. 

Akan sangat bagus jika kalian mampu saling memahami bahkan tanpa bantuan bahasa sekalipun. Hal itu bukan tidak mungkin kalau kamu mau berusaha dan tentu saja harus dengan sungguh-sungguh.

Minggu, 14 November 2021; 18.31

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takziah

Jumat, 14 Februari 2025 Hari ini kamu takziah di Dawuhan. Ibu dari guru bernama Eka, yang sekaligus operator RA, meninggal dunia. Ternyata suami Bu Eka adalah murid Pak Ifin dulu kala. Di depan rumah ada pohon durian yang berbuah cukup lebat. Aku heran, mengapa orang-orang seperti terkoneksi satu dengan yang lainnya. Saat orang menyebutkan satu nama, maka akan merembet ke nama-nama lain yang sama-sama dikenal. Sungguh terlalu. Setelah takziah, kamu mampir ke rumah ibumu di Pucungsari. Nanti setelah salat Jumat, kamu akan muyen ke Sikasur.  Tadi di sekolah rasanya puas saat melaksanakan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Materi Haji dikemas dengan sedikit permainan kelompok menjadi sedikit lebih seru dan menarik perhatian siswa. Yang biasanya ngobrol dan tak mendengarkanmu tadi lumayan mendengarkanmu. Ya, lumayan. 

Direktori Kenalan di MTs N 2 Banjarnegara

Hari ini aku mengenal beberapa orang di MTs N 2 Banjarnegara:  Ibu Anti. Guru bahasa Inggris. Penulis soal ANBK. Berasal dari Kendal. Ngekos di sekitar lokasi madrasah. Bisa bawa motor sendiri. Mudah akrab dengan orang-orang. Lulusan Unnes. Punya rencana menikah di waktu dekat ini. Berangkat ke kantor nyangking rames. Ibu Vita. Guru Bahasa Jawa. Berasal dari Talunamba, Kec. Madukara. Sebelum menjadi guru, dulu bekerja sebagai seorang perangkat desa. Lumayan bisa main gamelan. Lulusan Unnes. Sepertinya suka nyanyi.  Ibu Alta/Annisa. Guru BK. Berasal dari Susukan. Bisa nyanyi.  Ingin mengubah citra Guru BK sebagai guru yang ramah dan penuh cinta.  Ibu Sofie. Guru SKI. Berasal dari Purbalingga. Tidak bisa naik sepeda motor sendiri. Ijazahnya adalah pendidikan sejarah. Lulusan UIN Saizu Purwokerto. Bapak Wahyu. Kepala Tata Usaha MTs N 2 Banjarnegara. Tinggi dan tenang pembawaannya. Asal dari Mandiraja.  Bapak Wangit. Waka Kurikulum. Orangnya ceplas-ceplos. Asal dar...

Pesta Siaga dan Keresahan yang Kurasakan

Aku tahu bahwa maksud pelaksanaan pesta siaga bertujuan baik, yaitu sebagai sarana pembentuk karakter siswa. Namun, praktik yang kutemukan justru membuatku muak. Hal-hal yang membuat aku muak antara lain:  Pertama, di sekolah tempatku bekerja tak ada ekstrakurikuler Pramuka. Anak-anak hanya dilatih saat akan ada acara pesta siaga saja. Selain itu tak ada latihan apapun atau kegiatan apapun yang berkaitan dengan Pramuka. Serba instan. Inilah yang aku tak suka.  Kedua, fokus sekolah adalah meraih prestasi untuk mengharumkan nama sekolah. Itulah mengapa yang dipilih adalah anak-anak terbaik. Jika memang tujuan awal adalah pembentukan karakter harusnya siapapun yang ingin mengikutinya boleh-boleh saja diikutsertakan. Jika peserta yang boleh ikut dibatasi, paling tidak sekolah memfasilitasi anak-anak lain yang tak kebagian jatah dengan kegiatan lain yang juga fokus dalam pembentukan karakter.  Ketiga, latihan dilakukan saat jam pelajaran. Ini sangat mengganggu kegiatan pembela...