Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Rencana Masa Depan

Hidup itu singkat. Begitu kata orang-orang. Tapi, di hidup yang singkat ini, begitu banyak orang-orang yang menggilai masa depan. Mereka tidak hidup untuk hari ini, mereka hidup untuk masa depan. Mereka membuat rencana-rencana. Dari rencana jangka pendek hingga rencana jangka panjang. Mereka mengkhawatirkan masa depan dan cenderung melupakan masa kini. Kamu juga sama saja. Sibuk mengkhawatirkan masa depan. Membuat rencana-rencana yang kadang menyulut pengharapan. Padahal, pengharapan inilah yang kerap mengundang kekecewaan. Tapi, bagaimana mungkin seorang akan membuang harapan? Bagaimana bisa seorang hidup jika ia tak mengharapkan apa-apa? Apakah hal itu mungkin?  Kamu sama saja seperti orang lain. Kamu juga membuat rencana-rencana. Tapi, kukatakan bahwa hal itu tidaklah mengapa. Apa salahnya membuat rencana. Orang yang gagal membuat rencana, sesungguhnyalah merencanakan untuk gagal. Ya, ada pepatah seperti itu. Lalu apa yang akan kamu rencanakan. Apa yang kamu harapkan.  Kamu...

Cuaca Panas dan Jalan-Jalan di Banjarnegara

  Rabu, 27 Desember 2023, 13.59  Sandal yang dibeli istriku dua hari yang lalu terlalu kecil untuk Nabil. Kami menukarnya di toko perlengkapan bayi dan anak-anak. Jaraknya sekitar 200 meter dari pasar kota. Biasanya, kalau aku mengantar istriku belanja di sini, aku menunggu di luar toko, duduk di serambi toko sambil main HP. Tapi kali ini cuaca panas sekali. Belum sampai satu menit keringatku mulai bercucuran. Dari pada menunggu di luar dengan cuaca sepanas ini, aku memutuskan untuk masuk toko dan menunggu di dalamnya. Aku duduk di lantai di bawah kipas angin yang sejuk. Istriku memilih baju tapi tak membelinya. Begitulah biasanya perempuan. Tujuan kami memang bukan untuk membeli baju melainkan hanya menukarkan sandal yang kekecilan saja.  Setelah dari toko perlengkapan bayi dan anak-anak, kami pergi ke timur pasar kota untuk membeli lemak sapi. Kami orang-orang Banjarnegara menyebutnya gajih. Bapak mertuaku berjualan siomay dari tepung kanji yang di dalamnya diberi lemak...

Urusan Rumah Tangga Adalah Urusan Kerja Sama

  Aku tinggal di lingkungan yang masih memegang erat nilai-nilai patriarki. Tidak akan ada yang keberatan kalau aku tak membantu istriku menyelesaikan urusan rumah: beres-beres kamar, menyapu lantai, mencuci baju, mencuci piring, dan merapikan barang-barang. Semua itu dianggap domain perempuan. Orang-orang bahkan menganggap hal-hal seperti itu adalah kodrat seorang perempuan.  Jujur saja, nilai-nilai seperti ini menguntungkan buatku sebagai seorang laki-laki. Tapi, aku punya nilai-nilaiku sendiri. Tak masalah buatku jika harus mengerjakan urusan rumah tangga.  Dari dulu aku suka beres-beres; aku suka menata barang-barang yang tak terletak di tempat seharusnya mereka berada; aku suka membuang barang yang tak digunakan; bahkan mungkin aku punya obsesi pada kerapian.  Bagiku, urusan rumah tangga adalah urusan kerja sama. Format kerja sama tentu boleh berbeda-beda. Suami bekerja di luar rumah dan istri mengurus rumah dan anak-anak bagiku hanyalah salah satu format kerja ...

Tujuan Utama Pendidikan

  Puncak pendidikan bukanlah pengetahuan, melainkan tindakan. Anak-anak belajar sistem pernapasan supaya mereka mau menjaga kesehatan sistem pernapasan mereka sendiri. Mereka belajar matematika bukan untuk menghafal rumus-rumus melainkan agar menggunakannya dalam kehidupan dan terbiasa berpikir logis sistematis. Pengetahuan hanyalah dasar dari tindakan-tindakan kita.  Tindakan yang diulang-ulang terakumulasi menjadi kebiasaan, dan kebiasaan adalah elemen penting pembentuk seseorang. Kalau kebiasaannya baik, dia akan jadi orang yang baik.  Jika tujuan pendidikan adalah membentuk generasi muda menjadi generasi yang baik, tangguh, dan berguna, maka pendidikan sejatinya adalah tentang mendorong mereka memiliki kebiasaan ke arah itu.  Setidaknya, ada tiga unsur pembentuk kebiasaan yang saya ketahui: kemauan, pengetahuan, dan kemampuan. Kemauan adalah tentang motivasi, keinginan untuk melakukan sesuatu. Pengetahuan adalah paradigma teoretis, meliputi apa yang harus dilakuk...

Menjadi Guru MI GUPPI Rakitan

S udah Bagus Ngajar di SMP, Malah Pilih Ngajar di MI yang Honornya Pas-Pasan Tak lama setelah lulus kuliah, aku mendapatkan pekerjaan sebagai guru di madrasah ibtidaiyah. Aku mengajar matematika di kelas 6 dan sesekali mengajar olah raga kalau guru olah raga yang asli tidak berangkat.  Aku lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Mengajar matematika dan olah raga tentu tak sesuai dengan latar belakang pendidikanku. Untungnya, dulu aku suka pelajaran matematika sehingga aku tak segan memelajarinya lagi agar bisa mengajarkannya kepada siswa-siswaku. Sedangkan untuk pelajaran olah raga, aku bisa belajar di YouTube sebelum mengajar siswa-siswaku.  Aku akan memilih pelajaran paling gampang menurutku, misalnya servis. Tak jarang, aku hanya mengajak mereka jalan-jalan mengitari beberapa dusun terdekat. Aku teringat dulu guru olah ragaku sering melakukannya juga dan seingatku itu sangat menyenangkan.  Mengajarkan mapel yang tak sesuai dengan latar belakangku tentu membuatk...

Melakukan Hal yang Memang Harus Kulakukan

Rasanya lega bisa melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan. Saat kau sudah berkomitmen pada satu hal dan mampu menjaga komitmenmu itu, rasanya sungguh melegakan. Meskipun aku tahu ini baru sebagian kecil saja. Hanya awal. Tapi, bukankah awal dari suatu hal bisa menentukan hal-hal yang akan terjadi selanjutnya. Biasanya aku akan bertahan beberapa hari dengan semangat seperti ini. Tapi biarlah, tak mengapa jika aku kembali seperti dulu lagi. Asalkan aku tak berhenti mencoba. Bukankah begitu seharusnya? Sudah pukul 00.46 dan aku belum juga bisa terlelap.  Pikiranku mengembara ke mana-mana. Hari esok siapa yang tahu. Dan meskipun aku tahu benar hal itu, tetap saja aku memikirkannya. Bukan takut. Aku mungkin hanya bersemangat. Jika dipikir-pikir, di malam hari seperti inilah aku bisa berpikir. Memikirkan apa saja yang terlintas begitu saja di benakku. Tak ada distraksi. Hanya ada aku dan pikiranku saja. Mungkin aku perlu berlatih fokus memikirkan satu hal supaya suasana malam seperti i...

Kemampuan Sok Kenal Sok Dekat

Ada satu kemampuan yang kadang ingin aku miliki tapi kadang aku bersyukur karena tak memilikinya: sok kenal sok dekat. Kemampuan ini sangat berguna untuk menambah relasi. Kemampuan ini berguna bagiku di acara-acara perkumpulan yang sering aku hadiri. Sayangnya, aku tak menguasainya dengan benar. Bahkan mungkin bisa dikatakan aku sama sekali tak punya kemampuan ini.  Orang yang kutahu sangat menguasai kemampuan ini adalah Pak Purwo Setiono. Aku pernah bertugas bersamanya di SMP 3 Banjarnegara kurang lebih satu setengah tahun. Di sekolah ini, saat menjelang penerimaan peserta didik baru (PPDB) kami biasa mencari siswa dengan mendatangi langsung ke rumah-rumah calon siswa. Cara seperti ini umum dilakukan di luar. Saat melaksanakan tugas inilah aku menyaksikan kemampuan SKSD beliau yang bagiku mengagumkan.  Pertama, beliau akan berbasa-basi dengan pertanyaan mengenai nama, pekerjaan, anak, asal daerah, dan lain-lain. Di tahap ini aku masih bisa menduplikasi kemampuannya. Ini dasar...

Seorang Tua dan Angan-Angannya

  Sudah lama aku tak menulis. Sudah lama juga aku tak membaca. Aku merasa ada banyak hal yang luput dari perhatianku. Memang tak semua hal harus sempurna. Bahkan mungkin semua hal tak harus sempurna. Aku duduk di sini, mendengarkan suara dari pengeras suara di masjid yang jauh, suara dari dapur, suara desisan minyak panas yang beradu dengan adonan gorengan, juga bukanlah momen yang sempurna. Bulan puasa sudah di depan mata. Tak terasa. Aku tahu waktu memang akan semakin berharga semakin kita tua. Tapi, beginilah aku. Aku tahu tapi sebenarnya aku tak mau tahu. Lampu-lampu menyala dan padam pada waktunya. Suara-suara riuh di kepalaku. Udara yang dingin dan langit tanpa bintang. Itu semua cukup untuk membuatku mengangankan banyak hal. Aku tak tahu apakah angan-anganku akan tetap menjadi angan-angan atau tidak. Tapi, bukankah tak ada yang bertanggung jawab terhadap angan-anganmu selain kamu sendiri?  Aku mengangankan hari-hari yang menyenangkan bersama anakku, bersama istriku. Pag...

Keterampilan yang Ingin Kamu Pelajari (Lagi)

Satu tahun satu keterampilan ternyata tak mudah. Bukan karena itu tak mungkin. Itu sangat mungkin. Tapi, setelah kamu menguasai keterampilan itu, maka kamu juga harus konsisten menggunakannya. Kalau tidak, keterampilan itu akan memudar. Kalau tak digunakan sama sekali lama-lama hilang. Tidak 100% hilang memang, tapi kalau kamu mau menggunakannya, kamu harus memelajarinya lagi. Ada beberapa keterampilan yang dulu pernah kamu pelajari, namun sekarang jarang kamu amalkan sehingga kamu sudah lupa. Ada yang bahkan belum kamu kuasai sepenuhnya dan kamu sudah berhenti belajar. Ada juga keterampilan yang harusnya kamu kuasai, tapi sampai saat ini tak ada upaya serius yang kamu lakukan untuk mencapainya. Ini adalah keterampilan-keterampilan tersebut: Komunikasi Keterampilan komunikasi itu sangat penting. Untuk keterampilan ini, kamu dapat nilai 60 dari skala 1 – 100. Memang keterampilan komunikasimu sangat jelek. Meskipun, cukup untuk tetap masuk bersosialisasi. Namun, untuk membuat hubungan ya...

Merawat Kesederhanaan

Sederhana. Kamu ingin hidup dengan sederhana. Tidak berlebihan dalam banyak hal. Atau mungkin dalam semua hal. Sederhana itu bagaiamana, sih? Sederhana sendiri cukup rumit. Kalau secara harfiah, sederhana artinya tak berlebihan. Tapi, ukuran tak berlebihan kadang merepotkan. Ketika kita menyederhanakan satu hal, ada hal lain yang jadi tidak sederhana lagi. Namun, setelah kamu renung-renungkan kamu menyimpulkan bahwa sederhana yang ingin kamu raih adalah dengan cara menemukan satu aturan untuk semua hal kalau bisa. Atau, satu aturan untuk satu hal. Kalau boleh jujur, saat ini level sederhanamu baru sampai level kuantitas, atau level mengurangi barangbarang saja. Nyatanya, masih terlalu banyak hal-hal rumit yang berkelindan dalam hidupmu. Sederhana dalam hal menjaga kuantitas barang-barang agar tidak berlebihan kurasa sudah dapat kamu lakukan. Sedangkan untuk hal-hal yang sifatnya abstrak seperti pikiran, perasaan, perbuatan nyata dalam keseharian kamu masih harus terus melatih dirimu. A...

Menambah Penghasilan

Masalah yang kini kamu hadapi adalah keuangan yang sulit. Menjadi guru honorer ternyata tidak mudah. Gaji guru honorer kecil. Bukan rahasia lagi. Sebenarnya, gajimu ditambah dengan gaji istri sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kalian. Bahkan mungkin bisa sambil menabung. Tapi, sayangnya ada satu permasalahan keuangan yang dibebankan kepada istrimu. Hutang yang dulu dimiliki ayahnya kini harus dibayar. Dan, terpaksa kalianlah yang harus membayarnya. Mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi nasi goreng. Sekarang rumah tanggamu juga sudah bertambah anggota dengan kelahiran anakmu yang pertama. Kebutuhan tentu bertambah banyak. Makin hari kebutuhan makin bertambah banyak. Memang demikian, bukan? Sudah saatnya kamu memikirkan bagaimana caranya menghasilkan lebih banyak uang sekaligus mengelola penghasilanmu sekarang agar efektif. Kamu sebenarnya sama sekali tak suka berhutang. Sekecil apapun itu. Apalagi sampai harus hutang ke bank dan hutang sana-sini. Sudahlah, lebih baik kita bahas satu ...