Langsung ke konten utama

Pelajaran Melatih Kesabaran dan Percaya Pada Rencana Allah SWT

Nabi Musa a.s. pernah diminta oleh Allah SWT untuk belajar ilmu baru yang tak ada di dalam kitab. Ilmu baru ini harus beliau dapatkan dengan pengalaman langsung. Nabi Musa harus berguru kepada seseorang yang oleh Allah disebut sebagai hamba-Nya. Menurut berbagai pendapat, orang tersebut adalah Nabi Khidir. Namun, kita tak perlu memperdebatkan hal ini. Siapapun itu, yang jelas Nabi Musa harus belajar kepada orang itu. Nabi Musa menempuh perjalanan jauh untuk menemui orang itu agar ia bisa menjadi muridnya dan mendapatkan ilmu darinya. 

Saat akhirnya Nabi Musa bertemu dengan calon gurunya itu, ia dianggap tak akan mampu bersabar menerima ilmu dari sang guru. 

"Kamu tak akan punya kesabaran untuk menanggungnya," ucap sang guru. 

Nabi Musa yang sehari-hari berhadapan dengan Firaun dan kaumnya dibilang tak akan sabar. Kurang sabar apa Nabi Musa yang dakwahnya menghadapi Firaun dan para pengikutnya. 

Nabi Musa bilang bahwa dia akan bersabar apapun yang terjadi. 

Nabi Musa dan gurunya kini memulai perjalanan mereka. Mereka bertemu nelayan dan meminta tolong disebrangkan. Namun, gurunya malah merusak perahu yang akan ditumpanginya hingga tenggelam. 

Jelaslah Nabi Musa protes. Mengapa orang yang akan menolong mereka, malah dibalas dengan merusak perahu yang akan mereka gunakan? 

"Mengapa engkau melakukan itu?" protes Nabi Musa. 

Sang guru kemudian berkata bahwa benar ternyata Nabi Musa tak bisa bersabar. Lebih baik jangan jadi muridku jika tak mampu bersabar. Akhirnya Nabi Musa berjanji untuk tidak protes lagi dengan apa yang akan dilakukan gurunya. 

Namun, tak lama kemudian gurunya bertemu anak kecil dan langsung membunuhnya. Sontak saja Nabi Musa protes lagi. Gurunya bilang bahwa jika sekali lagi Nabi Musa protes maka ia akan memecatnya sebagai seorang murid. 

Dan, benar. Di kesempatan ketiga Nabi Musa dan gurunya masuk ke sebuah kampung yang masyarakatnya tak menerima mereka, bahkan tak memberikan mereka minum. Di sana ada tembok yang hampir roboh milik anak yatim. Gurunya menyuruh Nabi Musa untuk memperbaiki tembok itu. Nabi Musa protes lagi, buat apa membantu orang yang tak mau berbuat baik kepada kita? Begitu protes Nabi Musa. 

Akhirnya sang guru, berkata bahwa Nabi Musa tak bisa lagi menjadi muridnya karena ia tidak bisa bersabar menghadapi tiga kejadian yang mereka alami. Sebelum mereka berpisah sang guru kemudian menjelaskan masing-masing dari ketiga kejadian yang mereka alami. 

Perahu yang dirusak semata-mata agar tak disita tentara. Anak yang dibunuh semata-mata karena kelak ia akan menjadi anak yang durhaka dan membunuh kedua orang tuanya. Tembok yang diperbaiki semata-mata karena di dalamnya ada harta milik anak yatim yang masih kecil, yang jika rusak maka akan dijarah oleh orang-orang kampung itu. 

Dari kisah ini, ada beberapa hal yang bisa kita pelajari:

Allah punya rencana baik yang tak kita ketahui. Seringkali kita mengalami hal-hal buruk, namun hal buruk bagi kita itu bisa jadi adalah bagian dari rencana baik Allah SWT untuk kita. 

Bersabar itu sulit. Nabi Musa saja masih diminta oleh Allah SWT untuk belajar bersabar. Nah, jadi kalau suatu saat kita kehilangan kesabaran, mungkin marah, kesal, jengkel, ya biasa saja. Yang penting kita tetap berusaha untuk belajar bersabar. 

Nabi Musa adalah manusia yang ilmunya sangat tinggi. Namun, Allah SWT masih memintanya untuk belajar. Maka, apalah kita ini yang miskin ilmu. Jangan berhenti belajar. 

Musa juga seorang guru bagi kaumnya. Namun, ia rela menjadi seorang murid dan menunjukkan komitmen belajarnya. 

Nah, kurang lebih seperti ini. Mungkin. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takziah

Jumat, 14 Februari 2025 Hari ini kamu takziah di Dawuhan. Ibu dari guru bernama Eka, yang sekaligus operator RA, meninggal dunia. Ternyata suami Bu Eka adalah murid Pak Ifin dulu kala. Di depan rumah ada pohon durian yang berbuah cukup lebat. Aku heran, mengapa orang-orang seperti terkoneksi satu dengan yang lainnya. Saat orang menyebutkan satu nama, maka akan merembet ke nama-nama lain yang sama-sama dikenal. Sungguh terlalu. Setelah takziah, kamu mampir ke rumah ibumu di Pucungsari. Nanti setelah salat Jumat, kamu akan muyen ke Sikasur.  Tadi di sekolah rasanya puas saat melaksanakan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Materi Haji dikemas dengan sedikit permainan kelompok menjadi sedikit lebih seru dan menarik perhatian siswa. Yang biasanya ngobrol dan tak mendengarkanmu tadi lumayan mendengarkanmu. Ya, lumayan. 

Direktori Kenalan di MTs N 2 Banjarnegara

Hari ini aku mengenal beberapa orang di MTs N 2 Banjarnegara:  Ibu Anti. Guru bahasa Inggris. Penulis soal ANBK. Berasal dari Kendal. Ngekos di sekitar lokasi madrasah. Bisa bawa motor sendiri. Mudah akrab dengan orang-orang. Lulusan Unnes. Punya rencana menikah di waktu dekat ini. Berangkat ke kantor nyangking rames. Ibu Vita. Guru Bahasa Jawa. Berasal dari Talunamba, Kec. Madukara. Sebelum menjadi guru, dulu bekerja sebagai seorang perangkat desa. Lumayan bisa main gamelan. Lulusan Unnes. Sepertinya suka nyanyi.  Ibu Alta/Annisa. Guru BK. Berasal dari Susukan. Bisa nyanyi.  Ingin mengubah citra Guru BK sebagai guru yang ramah dan penuh cinta.  Ibu Sofie. Guru SKI. Berasal dari Purbalingga. Tidak bisa naik sepeda motor sendiri. Ijazahnya adalah pendidikan sejarah. Lulusan UIN Saizu Purwokerto. Bapak Wahyu. Kepala Tata Usaha MTs N 2 Banjarnegara. Tinggi dan tenang pembawaannya. Asal dari Mandiraja.  Bapak Wangit. Waka Kurikulum. Orangnya ceplas-ceplos. Asal dar...

Pesta Siaga dan Keresahan yang Kurasakan

Aku tahu bahwa maksud pelaksanaan pesta siaga bertujuan baik, yaitu sebagai sarana pembentuk karakter siswa. Namun, praktik yang kutemukan justru membuatku muak. Hal-hal yang membuat aku muak antara lain:  Pertama, di sekolah tempatku bekerja tak ada ekstrakurikuler Pramuka. Anak-anak hanya dilatih saat akan ada acara pesta siaga saja. Selain itu tak ada latihan apapun atau kegiatan apapun yang berkaitan dengan Pramuka. Serba instan. Inilah yang aku tak suka.  Kedua, fokus sekolah adalah meraih prestasi untuk mengharumkan nama sekolah. Itulah mengapa yang dipilih adalah anak-anak terbaik. Jika memang tujuan awal adalah pembentukan karakter harusnya siapapun yang ingin mengikutinya boleh-boleh saja diikutsertakan. Jika peserta yang boleh ikut dibatasi, paling tidak sekolah memfasilitasi anak-anak lain yang tak kebagian jatah dengan kegiatan lain yang juga fokus dalam pembentukan karakter.  Ketiga, latihan dilakukan saat jam pelajaran. Ini sangat mengganggu kegiatan pembela...