Langsung ke konten utama

Mimpi Tersesat yang Sempurna

Aku kerap bermimpi tersesat. Ini adalah mimpi yang paling menguras tenaga. Biasanya setelah bermimpi tersesat aku akan bangun dalam kondisi kelelahan. Aku melangkah ke arah yang kuyakini benar, namun tak kunjung sampai tujuan. Dihadapkan pada jalan yang kurasa pernah kulalui di dunia nyata namun dengan sedikit sentuhan asing yang suram, aku kerap berputar-putar tak tentu arah. Orang-orang yang kutemui tak membantuku. 

Aku dengan ragu-ragu mengambil jalan yang menurutku tepat. Saat kurasa aku akan sampai di tujuanku, ternyata aku sampai di tempat asing yang mengerikan, berkabut, dan bercabang-cabang. Kadang aku tersesat ke tengah hutan tanpa bisa menemukan jalan keluarnya. Kadang aku tersesat di tengah perkampungan dengan para penghuni yang berpenampilan aneh tak seperti manusia. Kadang aku tersesat di jalan-jalan setapak, di pinggir danau, atau perkebunan. Saat aku mengingat mimpi-mimpi penuh ketersesatan ini bulu kudukku merinding tiba-tiba. Malam tadi, tepatnya Kamis malam, 27 Maret 2025 untuk pertama kalinya aku mengalami mimpi tersesat ke tengah hutan namun mampu keluar darinya dan pulang menemui teman-temanku. 

Mimpi tersesatku berawal saat aku akan menunaikan solat wajib, aku tak ingat betul solat apa. Karena masjid yang akan aku gunakan kotor dan sesak, aku dan beberapa temanku yang tak jelas siapa, pergi mencari masjid lain yang terletak di pinggir hutan. Saat orang-orang sedang berwudu, aku merasa air yang mereka gunakan seperti aneh. Aku penasaran dan memutuskan untuk mencari tahu sumber air itu. Aku berjalan ke tangah danau dan terus berjalan hingga menemukan sebuah desa yang teramat sepi. Karena lapar aku mencari tumpangan makan di salah satu rumah itu. Anehnya setelah makan, aku tak melihat jalan dan danau yang kulalui untuk sampai ke sana. Aku diberi sepeda oleh pemilik rumah yang memberiku makan. 

Aku menaiki sepeda itu melintasi jalur rel kereta api untuk sampai ke Banjarnegara dan di situ aku tahu bahwa aku berada di salah satu Desa di Wonosobo. Aku terus mengayuh sepedaku yang lama kelamaan berubah menjadi sepeda motor. Di belokan yang cukup tajam, tiba-tiba melintas kereta api dengan cepat menghancurkan sepedaku. Maksudku sepeda yang sudah berubah menjadi sepada motor. Kereta itu menghilang bersama sepeda motorku. Aku tidak mati dan itu berarti aku harus berjalan kaki. Aku melangkahkan kakiku ke jalan yang kuyakini benar dan aku telah tiba di persimpangan salah satu jalan yang aku ingat itu adalah jalan menuju kosku saat dulu kuliah di Semarang. Aku memilih yang menuju ke kosku. Di kanan kiriku ada hutan lebat. Aku melewati kolam ikan yang entah punya siapa. Tiba-tiba sebuah suara memanduku. Aku lihat tanganku dan telah menggenggam sebuah ponsel. 

Aku diminta untuk tetap berjalan lurus hingga menemukan sebuah patung besar yang mirip seperti patung garuda. Aku diminta membaca tulisan di tugu yang dibangun di bawah patung itu agar seseorang dapat membantuku. Aku diminta berbelok ke kiri kalau mau keluar hutan. Sebelum berbelok, aku makan kacang dan jeruk terlebih dahulu dan tiba-tiba ada sosok wanita di sebelahku yang tahu bahwa beberapa langkah ke depan akan ada patung anak perempuan main tongkat baseball aku diminta melangkah ke sana. Aku memberikan sebuah jeruk untuknya dan melangkah sesuai arahan darinya. Aku tiba di masjid tempat pertama kali aku mulai mimpi tersesatku. Aku berbelok ke kanan karena ada orang-orang yang sedang bersantai. Ada dua orang tokoh agama dari desaku di sana. 

Aku bersalaman dan melewati mereka hingga sampai di sebuah kamar dengan beberapa teman-temanku yang salah satunya adalah yang telah memberiku petunjuk untuk dapat kembali. Lewat sebuah jendela yang sangat luas, aku diperlihatkan punggung patung tempat aku makan kacang dan berbagi jeruk dengan seorang wanita. Ternyata patung itu ada di atas tebing yang sangat dalam. Mimpiku selesai ketika aku tiba-tiba pingsan di pangkuan cewek yang adalah mantan pacarku. Mimpi yang sangat absurd. Catatan: tempat patung itu berdiri punya pemandangan seperti pegunungan-pegunungan di China. Di rel kereta api aku menyaksikan berkali-kali orang mati tertabrak kereta api. Di danau aku berjalan di atas air seperti Naruto. Aku mendaki tangga yang sangat tinggi dengan langkah yang sangat berat. Di arah berlawanan dengan masjid ada sebuah pabrik dengan atap mengkilap seperti terbuat dari alumunium. Jalanan di sekitarnya berdebu dan panas. Aku pingsan setelah mengambil kunci motor di saku celanaku. Haha. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takziah

Jumat, 14 Februari 2025 Hari ini kamu takziah di Dawuhan. Ibu dari guru bernama Eka, yang sekaligus operator RA, meninggal dunia. Ternyata suami Bu Eka adalah murid Pak Ifin dulu kala. Di depan rumah ada pohon durian yang berbuah cukup lebat. Aku heran, mengapa orang-orang seperti terkoneksi satu dengan yang lainnya. Saat orang menyebutkan satu nama, maka akan merembet ke nama-nama lain yang sama-sama dikenal. Sungguh terlalu. Setelah takziah, kamu mampir ke rumah ibumu di Pucungsari. Nanti setelah salat Jumat, kamu akan muyen ke Sikasur.  Tadi di sekolah rasanya puas saat melaksanakan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Materi Haji dikemas dengan sedikit permainan kelompok menjadi sedikit lebih seru dan menarik perhatian siswa. Yang biasanya ngobrol dan tak mendengarkanmu tadi lumayan mendengarkanmu. Ya, lumayan. 

Direktori Kenalan di MTs N 2 Banjarnegara

Hari ini aku mengenal beberapa orang di MTs N 2 Banjarnegara:  Ibu Anti. Guru bahasa Inggris. Penulis soal ANBK. Berasal dari Kendal. Ngekos di sekitar lokasi madrasah. Bisa bawa motor sendiri. Mudah akrab dengan orang-orang. Lulusan Unnes. Punya rencana menikah di waktu dekat ini. Berangkat ke kantor nyangking rames. Ibu Vita. Guru Bahasa Jawa. Berasal dari Talunamba, Kec. Madukara. Sebelum menjadi guru, dulu bekerja sebagai seorang perangkat desa. Lumayan bisa main gamelan. Lulusan Unnes. Sepertinya suka nyanyi.  Ibu Alta/Annisa. Guru BK. Berasal dari Susukan. Bisa nyanyi.  Ingin mengubah citra Guru BK sebagai guru yang ramah dan penuh cinta.  Ibu Sofie. Guru SKI. Berasal dari Purbalingga. Tidak bisa naik sepeda motor sendiri. Ijazahnya adalah pendidikan sejarah. Lulusan UIN Saizu Purwokerto. Bapak Wahyu. Kepala Tata Usaha MTs N 2 Banjarnegara. Tinggi dan tenang pembawaannya. Asal dari Mandiraja.  Bapak Wangit. Waka Kurikulum. Orangnya ceplas-ceplos. Asal dar...

Pesta Siaga dan Keresahan yang Kurasakan

Aku tahu bahwa maksud pelaksanaan pesta siaga bertujuan baik, yaitu sebagai sarana pembentuk karakter siswa. Namun, praktik yang kutemukan justru membuatku muak. Hal-hal yang membuat aku muak antara lain:  Pertama, di sekolah tempatku bekerja tak ada ekstrakurikuler Pramuka. Anak-anak hanya dilatih saat akan ada acara pesta siaga saja. Selain itu tak ada latihan apapun atau kegiatan apapun yang berkaitan dengan Pramuka. Serba instan. Inilah yang aku tak suka.  Kedua, fokus sekolah adalah meraih prestasi untuk mengharumkan nama sekolah. Itulah mengapa yang dipilih adalah anak-anak terbaik. Jika memang tujuan awal adalah pembentukan karakter harusnya siapapun yang ingin mengikutinya boleh-boleh saja diikutsertakan. Jika peserta yang boleh ikut dibatasi, paling tidak sekolah memfasilitasi anak-anak lain yang tak kebagian jatah dengan kegiatan lain yang juga fokus dalam pembentukan karakter.  Ketiga, latihan dilakukan saat jam pelajaran. Ini sangat mengganggu kegiatan pembela...