Langsung ke konten utama

Menetapkan Prioritas

Tidurku larut sekali. Aku bangun agak kesiangan, sekitar pukul 05.30. Pagi yang lumayan dingin. Telah tersaji secangkir besar kopi hitam yang agak manis. Aku membaca satu judul artikel dalam buku Bukan 350 Tahun Dijajah karya GJ. Resink. Membaca pagi tanpa gangguan amat sulit bagiku. Hampir mustahil. Dan, hasilnya selalu nihil. Mungkin selalu. Jika bukan pagi-pagi buta, hal yang sangat sulit kulakukan. Kulanjutkan dengan makan tape goreng yang dibalut tepung. Manis bercampur kecut di lidah. Mengantar ibu ke pasar sering kulakukan setiap Minggu. Seperti Minggu ini.

Parkir ramai sekali. Berderet-deret sepeda motor dari timur hingga barat pasar. Dalam satu lokasi bisa kuperkirakan ada hampir seratus motor. Jika tarif parkir Rp.2.000 maka satu lokasi mencapai Rp.200.000 ini baru hitungan jika satu titik sekali saja ditempati. Namun, nyatanya satu titik bisa ditempati berkali-kali.

Wanita bercadar. Kakek tua berkaca mata dengan baju kusut dan peci klimis. Apakah aku akan setua itu. Tanpa gigi. Kulit-kulit yang berkerut. Mulut dan dagu yang seperti ditarik ke dalam. Laki-laki bertelanjang kaki yang sepertinya kuli. Tubuhnya kekar dan tinggi. Laki-laki dengan senyum dan tangan bersarung kumal. Gelang kayu estetik dan kangkung yang segar. Lelaki muda membawa durian. Tawar menawar. Apakah hidup adalah tawar menawar?


Sudah pukul 21.43 dan aku telah menonton satu video permainan catur di Youtube. Aku ingin bermain catur lagi. Tapi, aku tahu aku tidak suka kekalahan. Menonton saja rasanya cukup meski terkadang aku merasa ingin main. Sebatang pisang kuambil dari meja makan. Kulit yang sudah mulai menghitam di sana-sini menandakan memang sudah matang sempurna.


Puasa Ramadhan sebentar lagi. Aku belum persiapkan apa pun. Entahlah. Selama bulan Ramadhan ini peranku masih tetap sama, yaitu sebagai seorang suami, ayah, dan seorang guru. Itu adalah peran terbesarku saat ini. Awal bulan Ramadhan, aku dapat libur selama kurang lebih satu minggu. Apa yang sebaiknya kulakukan? Apakah aku akan memfokuskan diriku pada peran seorang ayah dan seorang suami saja? Apakah masih tetap harus berperan sebagai seorang guru? Sebenarnya, aku sangat ingin mempersiapkan materi-materi pembelajaran bahasa Indonesia. Namun, sampai saat ini masih saja terkendala dengan pembagian waktu.


Tapi, apakah itu benar-benar penting dalam hidupku? Bagaimana jika kamu balik saja, sesuatu yang penting adalah yang kamu anggap penting dan kamu tekuni dengan sungguh-sungguh. Entahlah. Mungkin, kamu harus mulai mendata satu persatu apa yang kamu inginkan. Baiklah, mari kita coba.


  • Mempersiapkan materi bahasa Indonesia
  • Membuat game pembelajaran
  • Mempelajari dan mencoba menghayati ajaran-ajaran agamamu
  • Menjalin hubungan yang lebih dekat dengan keluargamu
  • Membantu Nabil mendapatkan kemampuan berbahasa dengan baik


Kita manusia merencanakan dan berusaha semampu yang kita bisa. Jam beraktivitas saat puasa bisa kamu manfaatkan. Misalnya, setelah makan sahur cobalah untuk tidak tidur lagi. Cobalah kamu gunakan untuk membuat bahan ajar yang bermutu demi menjadi guru yang baik. Manfaatkan waktu siang atau sore menjelang berbuka untuk berinteraksi dengan Nabil dan membantunya mendapatkan kemampuan belajarnya. Manfaatkan waktu setelah salat tarawih untuk mengaji dan mempelajari ilmu agama, misalnya dengan membaca tafsir Al-Quran atau mendengarkan ceramah.


Yang benar-benar harus kamu buang adalah kebiasaan membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tak bermanfaat. Kamu sungguh benar-benar bodoh dan tolol. Terjebak dalam kesalahan yang sama setiap hari. Mungkin, kamu memang perlu menghapus akun Facebook-mu secara permanen supaya kamu tak berkali-kali kehilangan waktu yang berharga. Berapa, sih, umur manusia. Kenapa tak kamu gunakan umurmu yang sangat singkat untuk hal-hal yang berguna saja?


Cobalah untuk membuka HP hanya ketika kamu punya tujuan yang jelas. Cobalah seperti itu. Dan, tak boleh beberapa tujuan sekaligus. Cobalah hanya membuka HP saat kamu tahu pasti bahwa kamu punya satu tujuan dan benar-benar hanya satu tujuan saja. Misalnya, membuka, membalas, dan menghapus pesan WA. Ada tiga kegiatan sebenarnya, tapi semuanya bisa dilakukan dalam satu aplikasi yang sama.

Tidurmu kacau sekali. Cobalah untuk batasi diri. Cobalah untuk tidur tak melebihi pukul 23.00 WIB.


Ya, seperti itu. Cobalah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takziah

Jumat, 14 Februari 2025 Hari ini kamu takziah di Dawuhan. Ibu dari guru bernama Eka, yang sekaligus operator RA, meninggal dunia. Ternyata suami Bu Eka adalah murid Pak Ifin dulu kala. Di depan rumah ada pohon durian yang berbuah cukup lebat. Aku heran, mengapa orang-orang seperti terkoneksi satu dengan yang lainnya. Saat orang menyebutkan satu nama, maka akan merembet ke nama-nama lain yang sama-sama dikenal. Sungguh terlalu. Setelah takziah, kamu mampir ke rumah ibumu di Pucungsari. Nanti setelah salat Jumat, kamu akan muyen ke Sikasur.  Tadi di sekolah rasanya puas saat melaksanakan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Materi Haji dikemas dengan sedikit permainan kelompok menjadi sedikit lebih seru dan menarik perhatian siswa. Yang biasanya ngobrol dan tak mendengarkanmu tadi lumayan mendengarkanmu. Ya, lumayan. 

Direktori Kenalan di MTs N 2 Banjarnegara

Hari ini aku mengenal beberapa orang di MTs N 2 Banjarnegara:  Ibu Anti. Guru bahasa Inggris. Penulis soal ANBK. Berasal dari Kendal. Ngekos di sekitar lokasi madrasah. Bisa bawa motor sendiri. Mudah akrab dengan orang-orang. Lulusan Unnes. Punya rencana menikah di waktu dekat ini. Berangkat ke kantor nyangking rames. Ibu Vita. Guru Bahasa Jawa. Berasal dari Talunamba, Kec. Madukara. Sebelum menjadi guru, dulu bekerja sebagai seorang perangkat desa. Lumayan bisa main gamelan. Lulusan Unnes. Sepertinya suka nyanyi.  Ibu Alta/Annisa. Guru BK. Berasal dari Susukan. Bisa nyanyi.  Ingin mengubah citra Guru BK sebagai guru yang ramah dan penuh cinta.  Ibu Sofie. Guru SKI. Berasal dari Purbalingga. Tidak bisa naik sepeda motor sendiri. Ijazahnya adalah pendidikan sejarah. Lulusan UIN Saizu Purwokerto. Bapak Wahyu. Kepala Tata Usaha MTs N 2 Banjarnegara. Tinggi dan tenang pembawaannya. Asal dari Mandiraja.  Bapak Wangit. Waka Kurikulum. Orangnya ceplas-ceplos. Asal dar...

Pesta Siaga dan Keresahan yang Kurasakan

Aku tahu bahwa maksud pelaksanaan pesta siaga bertujuan baik, yaitu sebagai sarana pembentuk karakter siswa. Namun, praktik yang kutemukan justru membuatku muak. Hal-hal yang membuat aku muak antara lain:  Pertama, di sekolah tempatku bekerja tak ada ekstrakurikuler Pramuka. Anak-anak hanya dilatih saat akan ada acara pesta siaga saja. Selain itu tak ada latihan apapun atau kegiatan apapun yang berkaitan dengan Pramuka. Serba instan. Inilah yang aku tak suka.  Kedua, fokus sekolah adalah meraih prestasi untuk mengharumkan nama sekolah. Itulah mengapa yang dipilih adalah anak-anak terbaik. Jika memang tujuan awal adalah pembentukan karakter harusnya siapapun yang ingin mengikutinya boleh-boleh saja diikutsertakan. Jika peserta yang boleh ikut dibatasi, paling tidak sekolah memfasilitasi anak-anak lain yang tak kebagian jatah dengan kegiatan lain yang juga fokus dalam pembentukan karakter.  Ketiga, latihan dilakukan saat jam pelajaran. Ini sangat mengganggu kegiatan pembela...