Langsung ke konten utama

Kupu-Kupu Kertas

Kupu-kupu kertas. Sebuah lagu yang masih kudengarkan hingga sekarang. Itu bukan lagu yang lahir saat aku remaja atau saat masa SMA. Bukan. Bisa dikatakan lagu ini jadul. Aku mulai sering mendengar lagu ini saat kuliah. Aku lupa awalnya kapan. Yang jelas lagu ini sering aku dengar saat kuliah. Selain lagu ini aku juga sering mendengar lagu-lagu lain Ebiet G Ade. Ada semacam kerinduan syahdu yang mengendap di dalam perasaanku yang aku sendiri tak tahu kerinduan macam apa itu. Yang kurasakan adalah sebuah kenikmatan kenangan saat dulu aku sering sendirian. Mungkin karena lagu-lagu ini sering aku dengar saat dulu aku menikmati kesepianku. Aku suka menikmati hal-hal yang sederhana seperti suara rintik hujan atau petikan gitar saat aku sendirian atau dedaunan di rantingranting pohon yang tertiup angin sebab semua itu entah mengapa membuatku tenang. Betapa melankolis. Bagiku, lagu-lagu Ebiet membangkitkan satu kesenduan tapi sekaligus hasrat untuk meromantisasi keadaan. Hasrat meromantisasi keadaan?! Apa itu? Kalau dengar lagu-lagu Ebiet, entah mengapa rasanya aku ingin menulis puisi. Meskipun pada akhirnya tak satu puisi tercipta setelah mungkin berjam-jam aku bergulat dengan pikiranku sendiri dan mencoba menuangkannya menjadi untaian kata. Pada akhirnya hanya aku sendirian. Tanpa kata-kata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takziah

Jumat, 14 Februari 2025 Hari ini kamu takziah di Dawuhan. Ibu dari guru bernama Eka, yang sekaligus operator RA, meninggal dunia. Ternyata suami Bu Eka adalah murid Pak Ifin dulu kala. Di depan rumah ada pohon durian yang berbuah cukup lebat. Aku heran, mengapa orang-orang seperti terkoneksi satu dengan yang lainnya. Saat orang menyebutkan satu nama, maka akan merembet ke nama-nama lain yang sama-sama dikenal. Sungguh terlalu. Setelah takziah, kamu mampir ke rumah ibumu di Pucungsari. Nanti setelah salat Jumat, kamu akan muyen ke Sikasur.  Tadi di sekolah rasanya puas saat melaksanakan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Materi Haji dikemas dengan sedikit permainan kelompok menjadi sedikit lebih seru dan menarik perhatian siswa. Yang biasanya ngobrol dan tak mendengarkanmu tadi lumayan mendengarkanmu. Ya, lumayan. 

Direktori Kenalan di MTs N 2 Banjarnegara

Hari ini aku mengenal beberapa orang di MTs N 2 Banjarnegara:  Ibu Anti. Guru bahasa Inggris. Penulis soal ANBK. Berasal dari Kendal. Ngekos di sekitar lokasi madrasah. Bisa bawa motor sendiri. Mudah akrab dengan orang-orang. Lulusan Unnes. Punya rencana menikah di waktu dekat ini. Berangkat ke kantor nyangking rames. Ibu Vita. Guru Bahasa Jawa. Berasal dari Talunamba, Kec. Madukara. Sebelum menjadi guru, dulu bekerja sebagai seorang perangkat desa. Lumayan bisa main gamelan. Lulusan Unnes. Sepertinya suka nyanyi.  Ibu Alta/Annisa. Guru BK. Berasal dari Susukan. Bisa nyanyi.  Ingin mengubah citra Guru BK sebagai guru yang ramah dan penuh cinta.  Ibu Sofie. Guru SKI. Berasal dari Purbalingga. Tidak bisa naik sepeda motor sendiri. Ijazahnya adalah pendidikan sejarah. Lulusan UIN Saizu Purwokerto. Bapak Wahyu. Kepala Tata Usaha MTs N 2 Banjarnegara. Tinggi dan tenang pembawaannya. Asal dari Mandiraja.  Bapak Wangit. Waka Kurikulum. Orangnya ceplas-ceplos. Asal dar...

Pesta Siaga dan Keresahan yang Kurasakan

Aku tahu bahwa maksud pelaksanaan pesta siaga bertujuan baik, yaitu sebagai sarana pembentuk karakter siswa. Namun, praktik yang kutemukan justru membuatku muak. Hal-hal yang membuat aku muak antara lain:  Pertama, di sekolah tempatku bekerja tak ada ekstrakurikuler Pramuka. Anak-anak hanya dilatih saat akan ada acara pesta siaga saja. Selain itu tak ada latihan apapun atau kegiatan apapun yang berkaitan dengan Pramuka. Serba instan. Inilah yang aku tak suka.  Kedua, fokus sekolah adalah meraih prestasi untuk mengharumkan nama sekolah. Itulah mengapa yang dipilih adalah anak-anak terbaik. Jika memang tujuan awal adalah pembentukan karakter harusnya siapapun yang ingin mengikutinya boleh-boleh saja diikutsertakan. Jika peserta yang boleh ikut dibatasi, paling tidak sekolah memfasilitasi anak-anak lain yang tak kebagian jatah dengan kegiatan lain yang juga fokus dalam pembentukan karakter.  Ketiga, latihan dilakukan saat jam pelajaran. Ini sangat mengganggu kegiatan pembela...