Kamu tak pernah tahu dunia seperti apa yang ada dalam pikiran orang lain sebelum kamu menyelaminya. Dunia dalam pikiranmu saja kadang buram dan tak mampu sepenuhnya kamu pahami. Buat apa menghakimi orang lain dengan kata-kata, “Kasihan, ya dia!” atau “Enak banget hidupnya.” Orang yang kamu pandang perlu dikasihani bisa saja memandangmu seperti kamu memandangnya, bahwa di matanya kamulah yang perlu dikasihani.
Seorang yang tak punya rumah berjalan di depan toko sambil membawa kayu panjang, ember, dan kain. Mbah berkata orang itu berjalan dari satu daerah ke daerah lain dan tidur entah di mana. Dia bukan orang gila. Dia hanya tak punya rumah. Itu membuatmu merenungkan apa sebenarnya yang ada di kepalanya. Sedang memikirkan apakah orang itu? Apakah dia bahagia? Apakah dia punya tujuan? Dunia seperti apa yang ada dalam kepalanya?
Apakah kamu bisa mengintip dunia di dalam kepala orang lain? Mungkin saja bisa. Meski hanya sedikit yang bisa kamu lihat, tapi itu cukup menarik.
Minggu, 21 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar