Langsung ke konten utama

Selalu Ada Celah Untuk Korupsi

Meski hanya guru honorer, aku tahu jam kerja ASN. Pukul 07.00 seharusnya sudah berada di kantor dan baru pulang pukul 14.30. Namun, nyatanya ada saja ASN yang seenaknya sendiri. Dia sampai di sekolah sering kali lebih dari pukul 07.30, bahkan tak jarang dia sampai di sekolah pukul 08.00. Kadang ada saja alasannya, mulai dari beli lakban dulu, beli kertas, sampai macet segala, yang jelas sekali hanya alasan yang dibuat-buat.

Yang membuat aku risih adalah dia sering terlambat tidak memandang situasi dan kondisi. Misalnya, di sekolah akan diadakan rapat dengan wali murid, eh, malah datang terlambat. Pernah sekolah kedatangan asesor serta pengawas, eh, dia datang terlambat. Padahal kedatangan mereka sudah dikabarkan lebih dulu. Lebih parahnya lagi, saat asesor bertanya perihal jumlah guru dan siswa di sekolahnya, dia gelagapan tak mampu menjawab. Sekolah kami yang awalnya terakreditasi A turun menjadi B. Ini membuat aku kehilangan rasa hormatku kepadanya sebagai kepala sekolah. Rasa hormatku kepadanya tinggal rasa hormat karena dia lebih tua dariku. Itu saja.

Yang lebih membuat aku risih adalah dia seorang kepala sekolah. Seorang kepala sekolah harusnya adalah sosok yang paling bisa dijadikan teladan. Dia harus bisa dijadikan teladan untuk para guru. Selanjutnya para guru akan menjadi teladan bagi para siswa.

Sekolah kami satu atap dengan TK. Dia pernah bilang ingin mengambil hati wali murid TK agar kelak menyekolahkan anak-anaknya di sekolah kami. Tapi nyatanya ucapannya berbanding terbalik dengan tindakannya. Bagaimana mau mengambil hati wali murid TK jika setiap hari mereka melihat dia datang terlambat?

Setiap hari datang terlambat. Senin hingga Sabtu. Sabtu kembali lagi ke Senin. Karena seringnya dia datang terlambat, aku jadi penasaran apakah kepala sekolah lain juga berperilaku sepertinya. Aku bertanya ke teman-temanku yang bekerja di sekolah lain. Ada yang tingkahnya sama, ada pula yang disiplin.Kelakuannya yang sering datang terlambat benar-benar ditiru olah para guru. Aku pernah mengutarakan hal ini lewat pesan WhatsApp pribadi dan yang terjadi malah dia seperti jengkel. Aku juga pernah sengaja menyinggung hal ini di grup WA para guru, anehnya dia malah menjawab bahwa datang terlambat itu tidak apa-apa asal tidak lebih dari satu jam. Sungguh jawaban yang diluar akal sehat. Sampai di sini aku jadi berpikir, kok bisa orang seperti ini jadi kepala sekolah.

Selain datang terlambat, dia juga selalu pulang lebih awal. Bagiku ini adalah nyata tindakan korupsi.

Aku pernah juga jadi guru di sekolah lain. Kepala sekolahnya juga sering datang terlambat. Tapi dulu aku tak merasa itu sebuah masalah. Pasalnya, ia menyadari hal itu dan berusaha menebusnya dengan selalu menjadi orang yang terakhir pulang. Ada saja yang dikerjakannya, memotong rumput, membersihkan kolam, dll.

Kepala sekolahku yang sekarang emang lain dari pada yang lain. Dia datang terlambat dan pulang lebih awal tanpa rasa bersalah.

Aku tidak membencinya ataupun menyalahkannya. Semakin dewasa aku semakin sadar bahwa terkadang hal-hal buruk terjadi karena sistem yang bekerja memungkinkannya. Dan ini memang benar.

Baru-baru ini pemerintah meluncurkan satu aplikasi untuk guru ASN yang menurutku lumayan bagus. Para guru ASN harus mengisi daftar kehadiran dan waktu pulang lewat aplikasi itu dan harus dilakukan di sekolah. Waktu pengisian dan lokasinya akan secara otomatis terekam sampai ke koordinatnya. Benar saja, para guru ASN di sekolah kami sontak tak ada yang datang terlambat lagi dan pulang sesuai waktu yang sudah ditentukan. Ini mungkin membuktikan bahwa sistem yang baik bisa menghasilkan manusia-manusia yang baik pula. Hahaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takziah

Jumat, 14 Februari 2025 Hari ini kamu takziah di Dawuhan. Ibu dari guru bernama Eka, yang sekaligus operator RA, meninggal dunia. Ternyata suami Bu Eka adalah murid Pak Ifin dulu kala. Di depan rumah ada pohon durian yang berbuah cukup lebat. Aku heran, mengapa orang-orang seperti terkoneksi satu dengan yang lainnya. Saat orang menyebutkan satu nama, maka akan merembet ke nama-nama lain yang sama-sama dikenal. Sungguh terlalu. Setelah takziah, kamu mampir ke rumah ibumu di Pucungsari. Nanti setelah salat Jumat, kamu akan muyen ke Sikasur.  Tadi di sekolah rasanya puas saat melaksanakan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Materi Haji dikemas dengan sedikit permainan kelompok menjadi sedikit lebih seru dan menarik perhatian siswa. Yang biasanya ngobrol dan tak mendengarkanmu tadi lumayan mendengarkanmu. Ya, lumayan. 

Direktori Kenalan di MTs N 2 Banjarnegara

Hari ini aku mengenal beberapa orang di MTs N 2 Banjarnegara:  Ibu Anti. Guru bahasa Inggris. Penulis soal ANBK. Berasal dari Kendal. Ngekos di sekitar lokasi madrasah. Bisa bawa motor sendiri. Mudah akrab dengan orang-orang. Lulusan Unnes. Punya rencana menikah di waktu dekat ini. Berangkat ke kantor nyangking rames. Ibu Vita. Guru Bahasa Jawa. Berasal dari Talunamba, Kec. Madukara. Sebelum menjadi guru, dulu bekerja sebagai seorang perangkat desa. Lumayan bisa main gamelan. Lulusan Unnes. Sepertinya suka nyanyi.  Ibu Alta/Annisa. Guru BK. Berasal dari Susukan. Bisa nyanyi.  Ingin mengubah citra Guru BK sebagai guru yang ramah dan penuh cinta.  Ibu Sofie. Guru SKI. Berasal dari Purbalingga. Tidak bisa naik sepeda motor sendiri. Ijazahnya adalah pendidikan sejarah. Lulusan UIN Saizu Purwokerto. Bapak Wahyu. Kepala Tata Usaha MTs N 2 Banjarnegara. Tinggi dan tenang pembawaannya. Asal dari Mandiraja.  Bapak Wangit. Waka Kurikulum. Orangnya ceplas-ceplos. Asal dar...

Pesta Siaga dan Keresahan yang Kurasakan

Aku tahu bahwa maksud pelaksanaan pesta siaga bertujuan baik, yaitu sebagai sarana pembentuk karakter siswa. Namun, praktik yang kutemukan justru membuatku muak. Hal-hal yang membuat aku muak antara lain:  Pertama, di sekolah tempatku bekerja tak ada ekstrakurikuler Pramuka. Anak-anak hanya dilatih saat akan ada acara pesta siaga saja. Selain itu tak ada latihan apapun atau kegiatan apapun yang berkaitan dengan Pramuka. Serba instan. Inilah yang aku tak suka.  Kedua, fokus sekolah adalah meraih prestasi untuk mengharumkan nama sekolah. Itulah mengapa yang dipilih adalah anak-anak terbaik. Jika memang tujuan awal adalah pembentukan karakter harusnya siapapun yang ingin mengikutinya boleh-boleh saja diikutsertakan. Jika peserta yang boleh ikut dibatasi, paling tidak sekolah memfasilitasi anak-anak lain yang tak kebagian jatah dengan kegiatan lain yang juga fokus dalam pembentukan karakter.  Ketiga, latihan dilakukan saat jam pelajaran. Ini sangat mengganggu kegiatan pembela...