Tak apa bila hidupmu tak sempurna. Tapi, kamu selalu ingin sempurna. Hidup tidak menyediakannya untukmu. Meskipun kamu mencarinya, kesempurnaan menurut versimu tidak akan pernah kamu temukan. Dunia sudah sempurna sebagaimana adanya. Perspektifmulah yang tidak sempurna yang membuat kamu menderita. Dunia akan tetap jalan dengan atau tanpa penilaianmu. Kendali diri, kendali terhadap respons yang bisa kamu berikan untuk lingkunganmu. Satu kenikmatan kecil yang masih terus bisa kamu nikmati, melihat struktur pohon yang tumbuh di atas tanah. Yang menjulang tinggi atau yang tumbuh rendah. Yang menempel di bebatuan atau yang merambat di ranting kering. Mungkin kamu seharusnya jadi ahli botani. Kamu yang selalu mencari cara untuk melakukan sesuatu dengan cepat dan mudah. Menggunakan sesedikit mungkin upaya untuk meraih hasil yang sebesar mungkin. Tapi, akhir-akhir ini kamu sering mengkhayal. Mengkhayalkan hal-hal yang jelas-jelas tak mungkin terjadi. Rasanya, itu menyenangkan. Tapi sesungguhnya itu hanya menggarisbawahi ketidakmampuanmu mengatasi masalah itu. Tapi mau kamu akui atau tidak kadang itu menyenangkan. Haha lucu juga, karena sebenarnya kamu sedang mengakuinya.
Jumat, 14 Februari 2025 Hari ini kamu takziah di Dawuhan. Ibu dari guru bernama Eka, yang sekaligus operator RA, meninggal dunia. Ternyata suami Bu Eka adalah murid Pak Ifin dulu kala. Di depan rumah ada pohon durian yang berbuah cukup lebat. Aku heran, mengapa orang-orang seperti terkoneksi satu dengan yang lainnya. Saat orang menyebutkan satu nama, maka akan merembet ke nama-nama lain yang sama-sama dikenal. Sungguh terlalu. Setelah takziah, kamu mampir ke rumah ibumu di Pucungsari. Nanti setelah salat Jumat, kamu akan muyen ke Sikasur. Tadi di sekolah rasanya puas saat melaksanakan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Materi Haji dikemas dengan sedikit permainan kelompok menjadi sedikit lebih seru dan menarik perhatian siswa. Yang biasanya ngobrol dan tak mendengarkanmu tadi lumayan mendengarkanmu. Ya, lumayan.
Komentar
Posting Komentar