Ada beberapa masalah yang saat ini menerpa madrasah tempatmu bekerja. Masalah itu antara lain ada guru yang mengundurkan diri, sedikitnya siswa baru yang mendaftar, dipotongnya anggaran pendapatan pada dana BOS, kebersihan madrasah yang sulit dijaga, gosip yang membuatmu tidak nyaman, kurangnya kedisiplinan dan integritas, komunikasi yang kurang sehat dan cenderung tertutup, distribusi tugas yang tidak merata, dan krisis kepemimpinan. Bagaimana mengatasi masalah-masalah ini? Tentu bukan tugasmu memikirkannya. Tapi, tidak ada salahnya mencoba berpikir secara rasional untuk mencari solusi atas masalah-masalah itu. Sepertinya cukup asyik.
Baiklah, mari kita mencoba mencari solusi untuk masalah yang pertama, yaitu adanya satu guru yang mengundurkan diri. Pengunduran ini membawa satu masalah yaitu kurangnya guru kelas di madrasah tempatmu bekerja.
Saat ini, jumlah guru yang aktif di madrasahmu sebanyak 9 guru termasuk kamad. Dengan mundurnya salah satu guru, maka jumlah guru di madrasah tempatmu bekerja tinggal delapan, dengan rincian: Kamad, guru olahraga, dan guru kelas. Untuk tahun pelajaran yang akan datang, guru yang akan aktif hanya 7 orang. Jumlah kelas ada 7. Namun karena satu guru adalah guru khususmapel, maka secara teknis kami kekurangan satu guru.
Ada dua alternatif solusi untuk masalah ini. Yang pertama adalah mencari guru baru dan yang kedua adalah menggabungkan kelas 4a dan 4b menjadi satu sehingga jumlah rombel hanya 6 rombel. Solusi yang pertama adalah yang paling baik. Pasalnya, punya 9 guru saja sering sekali keteteran saat ada acara seperti rapat wali murid, rapat komite, dan acara-acara lain. Apalagi ada rencana untuk mengadakan lomba yang mengundang siswa dari berbagai tk dan paud terdekat. Kalau dengan 9 guru saja kesulitan melaksanakan acara, apalagi hanya dengan 8 guru. Bagaiamana nasib antar jemput siswa yang membutuhkan banyak tenaga guru.
Belum lagi rencana akan menghidupkan ekstrakurikuler yang sudah lama mati. Solusi yang kedua tentu bukan solusi terbaik.
Pasalnya, jika siswa di rombel 4a dan 4b dimasukkan dalam satu rombel jumlahnya melebihi ketentuan yang berlaku, yaitu maksimal 28 siswa dalam satu rombel. Sedangkan jumlah siswa gabungan 4a dan 4b adalah 31. Solusi ini tidak bisa dijadikan solusi terbaik. Ini hanya bisa dipakai sebagai solusi sementara yang sifatnya menanggulangi kedaruratan. Maka, solusi yang nyata untuk masalah ini adalah merekrut guru baru.Kamu kira selama ini perekrutan dilakukan secara serampangan. Kali ini tentu perlu diperbaiki. Tapi mari bahas masalah lain dulu yang ditimbulkan oleh pengunduran diri Bu Ana.
Masalah lain yang timbul adalah tugas-tugas yang tadinya dibebankan pada Bu Ana kini harus dialihkan ke orang lain. Kalau tidak mencari guru baru, tentu tugas itu harus dibebankan ke guru lama yang saya kita tugasnya sudah cukup banyak.
Tugas-tugas itu, yaitu: pencatatan dan penyimpanan uang infaq jumat, iuran BPJS ketenagakerjaan, pengelolaan dana PIP, guru kelas, dls. Maka, solusi paling pagus untuk masalah ini secara absolut adalah mencari guru baru.
Namun, akar masalah dari keluarnya guru kelas 1 ini perlu kamu cari tahu lagi. Jika bukan dengan pertanyaan langsung, kamu bisa mencoba menalarnya. Mari kita bahas masalah ini lagi setelah kamu punya cukup banyak data yang dapat kamu sintesis.
Masalah yang kedua, sedikitnya siswa baru yang mendaftar. Tahun pelajaran kali ini, kalian hanya mendapat siswa baru sebanyak 13 siswa, padahal tahun kemarin kalian bisa mendapatkan 23 siswa. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rendah atau tingginya hadil PPDB tahun ini?
Apa yang akan kalian lakukan agar tahun depan bisa mendapat banyak siswa? Mari kita bahaspertanyaan pertama. Faktor-faktor yang bisa jadi berpengaruh terhadap hal ini, antara lain: 1. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan pendidikan di madrasah 2. Kualitas proses pembelajaran dan kualitas pelayanan pendidikan di madrasah.
Komentar
Posting Komentar